Inilah jawaban soal terkait jenis cerita fiksi Si Pitung di Buku Tematik Kelas IV Tema 8 Subtema 1 Pembelajaran 6. Pertanyaan tersebut, terdapat dalam Buku Tematik Tema 8 halaman 54. Buku Tematik Kelas 4 Tema 8 ini berjudul Daerah Tempat Tinggalku.
Sementara materi Subtema 1 berkaitan dengan Lingkungan Tempat Tinggalku. Dalam artikel, terdapat kunci jawaban halaman 52, 53, 54, 55, 57, 58, dan 59. Lani merupakan keturunan Tionghoa.
Lani dan keluarganya tinggal di Jakarta. Sebagai ibukota negara, tentu lingkungan tempat tinggal Lani padat penduduknya. Sebagian besar warga yang tinggal di Jakarta berasal dari berbagai pulau di Indonesia.
Mereka bekerja dan menetap di Jakarta. Selain penduduknya yang padat, di lingkungan tempat tinggal Lani juga terdapat gedung gedung bertingkat. Gedung gedung itu merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan penduduk, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggalmu? Ceritakan secara tertulis. Keadaan lingkungan di sekitar rumah saya cukup nyaman dan asri. Saya tinggal di pedesaan yang lingkungannya banyak tanaman dan pepohonan.
Pada tanggal 22 Juni mendatang warga Jakarta akan memperingati hari ulang tahun Jakarta. Sekolah Lani akan mengadakan perayaan dalam rangka ulang tahun tersebut. Lani dan teman teman akan bermain peran dengan mengambil cerita rakyat “ Si Pitung”.
Siapakah Si Pitung Itu ? Si Pitung adalah seorang pendekar berasal dari Betawi. Si Pitung hidup pada masa pemerintahan Belanda. Bagaimana cerita Si Pitung?
Bacalah cerita berikut dengan nyaring. Suatu sore Si Pitung melihat kelakuan anak buah Babah Liem yang sewenang wenang. Babah Liem adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal Si Pitung.
Dia dan anak buahnya sering merampas harta rakyat dan menarik pajak tinggi. Sebagian hasil rampasan itu diberikan kepada pemerintah Belanda. Si Pitung bertekad untuk melawan anak buah Babah Liem.
Kemudian, dia berguru kepada Haji Naipin, seorang ulama yang juga pandai ilmu bela diri. Si Pitung cepat menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Haji Naipin. “ Pitung, gunakan ilmu yang kuberikan untuk membela orang orang yang tertindas.
Jangan sekali kali kau gunakan ilmumu ini untuk menindas orang lain,” pesan Haji Naipin. Sekarang Si Pitung sudah siap melawan anak buah Babah Liem. Dia menghentikan ulah anak buah Babah Liem yang sedang merampas harta rakyat jelata.
“Heh, Anak Muda! Siapa kau? Beraninya menghentikan kami!” tanya salah satu anak buah Babah Liem. “Kalian tak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, aku akan menghentikan ulah kalian selamanya,” jawab Si Pitung. Anak buah Babah Liem menyerang Si Pitung.
Namun, Si Pitung bisa mengalahkan mereka semua. Sejak saat itu, nama Si Pitung terkenal di kalangan penduduk. Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat jelata. Dia bertekad untuk mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan mengembalikannya kepada rakyat.
Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung dengannya. Kelakuan Si Pitung tidak disukai oleh tuan tanah dan juga pemerintah Belanda. Mereka mengeluarkan perintah untuk menangkap Si Pitung.
Namun, Si Pitung amat cerdik. Dia selalu berpindah tempat sehingga pemerintah Belanda dan juga tuan tanah tidak bisa menangkapnya. Karena kesal, pemerintah Belanda menggunakan cara licik.
Mereka menangkap Pak Piun, ayah Si Pitung dan Haji Naipin. Salah satu pejabat pemerintah Belanda yang bernama Schout Heyne mengumumkan bahwa jika Si Pitung tak menyerah, Pak Piun dan Haji Naipin akan dihukum. Si Pitung mendengar berita tentang penangkapan ayah dan gurunya itu. Kemudian, dia menghadap Schout Heyne dan menyerahkan diri.
Dia tak mau ayah dan gurunya menderita. “Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu itu. Untuk itu, kau harus dihukum tembak,” kata Schout Heyne. “Kau tidak keliru? Bukannya kau dan tuan tanah itu yang meresahkan orang banyak? Aku tidak takut dengan ancamanmu!” jawab Si Pitung.
Schout Heyne benar benar melaksanakan ancamannya. Si Pitung dihukum tembak. Hidup Si Pitung berakhir di ujung peluru. Namun, kisah kepahlawanannya tetap dikenang. Si Pitung, si pahlawan rakyat jelata. Sumber: Dian K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2014.
Identifikasilah cerita Si Pitung dengan menjawab soal soal berikut. 1. Apa jenis cerita fiksi teks berjudul “ Si Pitung ”? Berikan alasanmu Jawab:
Jenis cerita rakyat Si Pitung, yakni saga. Cerita tersebut mengandung unsur sejarah dan kepahlawanan. Tokoh Si Pitung dianggap sebagai sosok pahlawan karena melawan Babah Liem dan pemerintah Belanda untuk membela rakyat jelata.
2. Sebutkan nama tokoh tokoh dalam cerita tersebut! Jawab: Si Pitung, Haji Naipin, Babah Liem, anak buah Babah Liem, Pak Piun, dan Schout Heyne.
3. Sebutkan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita tersebut. Jelaskan. Tokoh utama dalam cerita Si Pitung adalah Si Pitung. Alasannya, tokoh Si Pitung mendominasi keseluruhan cerita.
Tokoh tambahannya, ialah Haji Naipin, anak buah Babah Liem, Schout Heyne, Babah Liem, dan Pak Piun. Alasannya, tokoh tokoh tersebut hanya muncul pada saat adegan adegan tertentu. 4. Sebutkan tokoh protagonis dan tokoh antagonis pada cerita tersebut. Jelaskan.
Tokoh protagonis adalah Si Pitung dan Haji Naipin. Alasannya, mereka memiliki sifat baik. Tokoh antagonisnya yaitu Babah Liem, anak buah Babah Liem, dan Schout Heyne.
Alasannya, mereka menindas rakyat jelata. Kemudian, ceritakan hasil identifikasimu di depan guru dan teman temanmu. Selain bermain peran, Lani dan teman teman juga akan menyanyikan lagu “ Kicir Kicir ”. Lagu tersebut merupakan salah satu lagu daerah berasal dari Jakarta. Lagu “ Kicir Kicir ” sering dinyanyikan pada acara ulang tahun Kota Jakarta. Biasanya, lagu tersebut dinyanyikan dengan diiringi alat musik tanjidor.
Nyanyikan lagu ”Kicir Kicir” bersama teman satu kelas. Perhatikan terlebih dahulu cara gurumu menyanyikan lagu tersebut dengan benar. Tentu kamu sudah memahami tentang tempo dan tinggi rendah nada. Sekarang identifikasilah lagu “Kicir Kicir” tersebut.
1. Bagaimana tempo lagu “Kicir Kicir”? Lagu “Kicir Kicir” dinyanyikan dengan tempo sedang. 2. Amatilah notasi angka lagu “Kicir Kicir”. Sebutkan suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada tinggi. Salinlah notasi 2 baris kalimat, lalu buatlah garis melodinya tanpa melihat notasi balok.
Lirik Ma ya tuan dari jakarta Pat ya tuan… Gi ya tuan
Nada tingginya ialah yang bergaris bawah pada lirik seperti di Buku Tematik, yakni Ma, pat, gi = E#(Mi) 3. Amatilah notasi angka lagu “Kicir Kicir”. Sebutkan suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada sedang. Tulislah alasanmu. Suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada sedang: bukan, suka, dan rajin karena nada terendahnya di Re (D ).
4. Amatilah notasi angka lagu “Kicir Kicir”. Sebutkan suku kata atau kata yang dinyanyikan dengan nada rendah. Tulislah alasanmu. Suku kata atau kata yangdinyanyikan dengan nada rendah:
"saya" kata pertama yang ada saya nya "memang" kata pertama yang ada memang "untuk" kata pertama untuk
"hati nan duka" Apa kamu telah memahami materi pada pembelajaran hari ini? Iya, sudah memahami.
Bagaimana caramu melestarikan cerita rakyat dan lagu daerah di lingkungan tempat tinggalmu? Mengingat dan melestarikan lagu daerah dan cerita rakyat. Selanjutnya, juga menceritakan cerita rakyat kepada orang lain.
Carilah beberapa lagu daerah. Tulislah tempo lagu dan asal lagu daerah tersebut. Kemudian, bersama orang tuamu identifikasilah tinggi rendah nada lagu tersebut. Jawaban dapat disesuaikan dengan pendapat masing masing siswa. Misalnya, Gambang Suling dari daerah Jawa Tengah dan temponya Andante, Cing Cangkeling dari daerah Jawa Barat dan temponya Moderato, Manuk Dadali dari daerah Jawa Barat dan temponya Con Motto.
Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak. Jawaban dapat berbeda sesuai pendapat dan tidak terpaku seperti di atas. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.